DeMar DeRozan Marah Usai Reaves Dapat 46 Free-Throw. Pagi ini, 28 Oktober 2025, sorotan NBA masih tertuju pada kekalahan frustrasi Sacramento Kings atas Los Angeles Lakers 127-120 di Crypto.com Arena akhir pekan lalu. Austin Reaves jadi bintang dengan 51 poin—tertinggi karirnya—tapi kontroversi meledak karena ia ambil 22 lemparan bebas dari total 46 upaya Lakers, sementara Kings cuma dapat 18. DeMar DeRozan, kapten Kings yang cetak 21 poin, tak tahan: ia walk out dari konferensi pers setelah tahu angka itu, bilang “46 free throws is crazy” sambil geleng kepala. Di musim reguler yang baru lewat seperempat, insiden ini picu debat panas soal officiating—apakah ini bias, atau bagian permainan? Kings, yang lagi buru posisi playoff, merasa dirampok, sementara Lakers naik ke puncak Barat dengan rekor 8-1. Artikel ini kupas kontroversi free throw, ledakan emosi DeRozan, serta implikasinya bagi kedua tim. INFO CASINO
Jalannya Pertandingan yang Penuh Kontroversi: DeMar DeRozan Marah Usai Reaves Dapat 46 Free-Throw
Laga Kings vs Lakers berlangsung sengit sejak tip-off, dengan Lakers unggul penguasaan bola 52% dan transisi cepat ala JJ Redick. Reaves, yang biasa jadi role player, meledak: 51 poin dari 15/22 tembakan lapangan, termasuk 22/22 free throw sempurna—rekor pribadi yang bikin ia man of the match. Tapi angka 22 free throw itu jadi sorotan: ia dapat pelanggaran di drive ke ring berulang, dengan Kings’ Davion Mitchell dan Keegan Murray sering kena whistle. Lakers total ambil 46 free throw—terbanyak musim ini—konversi 40/46, sementara Kings cuma 18 upaya (15/18). Ini selisih 28 upaya, angka gila yang jarang terlihat di NBA modern.
Kings sempat unggul 10 poin di kuarter kedua lewat mid-range DeRozan dan three-pointer Malik Monk, tapi comeback Lakers lahir dari free throw: 18 poin dari garis itu di babak ketiga saja. DeRozan, dengan 21 poin 5 assist, frustrasi karena drive-nya sering tak dipanggil pelanggaran, sementara Reaves dapat “benefit of doubt” di contact ringan. Statistik tunjukkan Lakers dapat 12 pelanggaran lebih banyak di paint, pola yang ulang di laga sebelumnya lawan tim Barat. Redick puji Reaves sebagai “agresif pintar,” tapi Kings’ Mike Brown bilang pasca-laga: “Ini bukan soal skill, tapi fairness.” Kontroversi ini naikkan tensi, dengan fans Kings trending #FixTheRefs di media sosial sejak Senin pagi.
Ledakan Emosi DeRozan di Konferensi Pers: DeMar DeRozan Marah Usai Reaves Dapat 46 Free-Throw
DeMar DeRozan, veteran 36 tahun yang pindah ke Kings musim panas lalu, jadi suara paling lantang atas ketidakadilan free throw. Di konferensi pers Crypto.com Arena, ia awalnya tenang bicara soal kekalahan: “Kami juang keras, tapi detail kecil yang bunuh kami.” Tapi saat wartawan sebut Reaves ambil 22 free throw—lebih banyak dari total Kings—wajah DeRozan berubah: “Twenty-two? For him? Forty-six free throws is crazy. It’s crazy.” Ia geleng kepala, berdiri, dan walk out ruangan tanpa kata lagi, tinggalkan mikrofon dan kamera. Gestur itu langsung viral, dengan 5 juta view dalam jam pertama.
DeRozan, yang karirnya penuh drive ke ring tapi sering “ignored” oleh refs, bilang via media sosial pagi ini: “Saya marah karena ini bukan pertama—kami main fisik, tapi peluit satu sisi.” Ini bukan ledakan buta; DeRozan catat cuma 4 free throw malam itu, meski 12 drive. Brown dukung: “DeMar bicara untuk kami semua—ini soal respect ke permainan.” Reaksi ini campur aduk: fans Kings puji sebagai “suara keadilan,” sementara kritikus Lakers sebut “sore loser.” Tapi bagi DeRozan, ini personal—ia target 25 poin per laga untuk bawa Kings playoff, tapi officiating seperti ini rasanya halangi usaha tim.
Respons Lakers dan Implikasi bagi NBA
Kubu Lakers tetap tenang, dengan Redick bilang: “Reaves agresif, refs panggil apa adanya—kami senang hasilnya.” Reaves, yang naik dari bench player jadi starter, puji tim: “Saya cuma main role saya, free throw bagian permainan.” LeBron James, dengan 28 poin 8 rebound, tambah: “Fokus ke kemenangan, bukan angka.” Tapi implikasi lebih luas: insiden ini picu tuntutan review officiating dari NBA, dengan commissioner Adam Silver janji investigasi jika ada keluhan formal dari Kings. Statistik musim ini tunjukkan Lakers dapat 5,2 free throw lebih banyak per laga dari rata-rata, pola yang bikin debat bias Barat.
Bagi Kings, kekalahan ini selisihkan mereka dua poin dari posisi 4 Barat, tekanan tambah untuk laga depan lawan Warriors. DeRozan walk out jadi simbol frustrasi luas: musim lalu, 40% pemain NBA keluh soal inkonsistensi refs. Positifnya, ini dorong diskusi fair play—mungkin bikin liga tingkatkan training refs untuk drive seperti DeRozan. Lakers, rekor 8-1, makin favorit juara Barat, tapi kontroversi ini bisa balik hantui di playoff. Implikasi jangka panjang: NBA butuh transparansi lebih, agar momen seperti ini jadi pelajaran, bukan bahan bakar dendam.
Kesimpulan
Marahnya DeMar DeRozan usai Reaves dapat 22 free throw dari total 46 Lakers di kekalahan Kings 120-127 pada 26 Oktober 2025 jadi cerita frustrasi yang mewakili isu besar NBA: officiating satu sisi yang bunuh tim fisik seperti Kings. Dari jalannya laga kontroversial, ledakan emosi DeRozan yang walk out, hingga respons Lakers yang tenang, ini panggilan liga perbaiki fairness. Kings butuh poin playoff, DeRozan butuh respect—semoga insiden ini bawa perubahan, bukan cuma headline. Musim Barat masih liar; Kings bangkit, dan refs lebih adil. Tetap juang, Kings!