Nets Banyak Kalah di Awal Musim, Salah PG? Brooklyn Nets memulai musim 2025-2026 dengan mimpi buruk: lima kekalahan beruntun dari lima laga pembuka, membuat mereka terpuruk di posisi ke-14 Konferensi Timur. Pada 31 Oktober 2025, setelah kalah 112-117 dari Atlanta Hawks di kandang, Nets kini jadi tim terburuk liga dengan selisih poin minus-25. Sorotan utama jatuh ke posisi point guard, di mana trio rookie Egor Demin, Nolan Traore, dan Ben Saraf masih bergulat dengan ritme NBA. Pelatih Jordi Fernández akui kesulitan, tapi tegas bilang ini proses pembangunan. Dengan jadwal padat—termasuk tandang ke Philadelphia 76ers akhir pekan ini—pertanyaan besar menggantung: apakah kekalahan beruntun ini salah point guard, atau ada akar masalah lebih dalam di skuad muda ini? REVIEW KOMIK
Rekor Buruk yang Mengkhawatirkan: Nets Banyak Kalah di Awal Musim, Salah PG?
Nets tak punya alasan untuk bangga di awal musim. Laga pembuka lawan Orlando Magic berakhir dengan kekalahan 98-112, di mana pertahanan bocor total dengan 52 poin dari paint. Kemudian, tandang ke San Antonio Spurs kalah 107-118, diikuti kekalahan tipis 105-109 dari Indiana Pacers di rumah. Pekan lalu, mereka ambruk 89-102 lawan Charlotte Hornets, dan terbaru, Hawks manfaatin turnover 18 kali untuk curi kemenangan. Rata-rata, Nets cetak 102 poin per laga sambil kebobolan 114—terburuk di liga untuk efisiensi bertahan.
Ini kontras dengan musim lalu, di mana Nets finis 32-50 tapi punya momen cerah berkat Cam Thomas yang cetak 22 poin rata-rata. Kini, Thomas lagi jadi andalan dengan 24 poin per laga, tapi tim kehilangan kreativitas dari luar. Fernández bilang, “Kami main keras, tapi kurang tajam di momen krusial.” Dengan draft pick tinggi musim panas—termasuk Demin di posisi delapan—Nets bangun ulang pasca era Durant dan Irving. Tapi start 0-5 ini picu kekhawatiran: apakah skuad muda ini siap bersaing, atau malah tank untuk draft 2026?
Masalah di Posisi Point Guard yang Belum Matang: Nets Banyak Kalah di Awal Musim, Salah PG?
Banyak mata tertuju ke point guard sebagai biang kerok. Nets punya trio rookie: Egor Demin (delapan overall pick dari BYU), Nolan Traore (draft kedua ronde dari Saint-Quentin), dan Ben Saraf (draft akhir dari Ratiopharm Ulm). Fernández belum tentukan depth chart jelang opener, dan itu terasa di lapangan. Demin, yang diproyeksikan starter, absen sebagian besar pramusim karena cedera ringan, lalu debut dengan 8 assist tapi 6 turnover lawan Magic. Traore, 18 tahun, main spot-up di bench tapi struggle dengan pick-and-roll, sementara Saraf jarang dapat menit karena inefisien shooting 28 persen dari tiga poin.
Statistik bicara: Nets punya turnover rata-rata 16 per laga—tertinggi liga—dan assist cuma 20, di bawah rata-rata. Demin, dengan visi passing bagus di college (7,2 assist per game), kesulitan adaptasi ke NBA: lawan Hawks, ia kehilangan bola tiga kali di kuarter akhir. Traore dan Saraf tambah beban, dengan combined 4 assist dari 12 turnover di tiga laga terakhir. Fernández akui, “Rookie PG butuh waktu, tapi kami tak punya luxury itu.” Ini mirip masalah musim lalu dengan Ben Simmons yang cedera, tapi kini lebih parah karena ketergantungan pada pemula. Apakah salah PG? Ya, sebagian—mereka kurang pengalaman di clutch time, bikin serangan mandek saat lawan pressing.
Faktor Lain di Luar Point Guard
Meski PG jadi sorotan, Nets tak bisa salahkan satu posisi saja. Pertahanan jadi lubang hitam: Nic Claxton, center utama, kebobolan 12 poin dari paint per laga, sementara Jalen Wilson di sayap struggle dengan 38 persen shooting. Cam Johnson, yang diharap jadi pemimpin, lagi inkonsisten setelah cedera hamstring Agustus—ia cetak 15 poin rata-rata tapi defensive rating 118, buruk untuk veteran. Skuad muda ini juga kurang chemistry: rata-rata usia 23,5 tahun, paling muda liga, bikin kesalahan dasar seperti screen switch gagal.
Strategi Fernández—formasi small ball dengan Johnson di power forward—tak jalan di awal: Nets kalah rebound 42-48 per laga. Plus, jadwal awal kejam: tiga tandang dari empat laga pertama, termasuk Spurs dan Pacers yang lagi on fire. Tank mode? Mungkin, mengingat Nets punya banyak pick swap dari trade masa lalu. Tapi Fernández tegas: “Kami main untuk menang setiap malam.” Faktor eksternal seperti cedera kecil Day’Ron Sharpe juga tambah beban. Jadi, ya, PG bermasalah, tapi akarnya di kedalaman skuad dan adaptasi kolektif.
Kesimpulan
Start buruk 0-5 Nets di musim 2025-2026 memang bikin gelisah, dan posisi point guard jadi kambing hitam utama dengan trio rookie yang masih hijau. Demin, Traore, dan Saraf punya potensi, tapi turnover tinggi dan kurang pengalaman bikin serangan Nets mandek. Tapi ini bukan salah mereka saja—pertahanan rapuh, chemistry muda, dan jadwal ganas jadi biang kerok lebih besar. Fernández punya waktu untuk atur rotasi, mungkin kasih lebih banyak menit ke veteran seperti Dennis Schröder jika dibeli murah. Bagi Nets, ini musim rebuild: kalah awal bisa jadi pelajaran, asal tak ambruk total. Pekan depan lawan 76ers jadi ujian pertama—jika curi kemenangan, momentum bisa berubah. Yang pasti, di Brooklyn, kesabaran suporter jadi kunci; Nets butuh waktu, tapi start seperti ini ingatkan: NBA tak ampuni yang lambat belajar.
 
			 
			