Blazers Akan Memilih Tiago Splitter Sebagai Pelatih Interim. Pagi Kamis, 23 Oktober 2025, dunia basket Amerika dikejutkan oleh berita besar dari Portland: Chauncey Billups, pelatih kepala Trail Blazers, ditangkap pagi itu terkait tuduhan keterlibatan dalam operasi poker ilegal yang melibatkan kelompok kriminal terorganisir. Hanya sehari setelah kekalahan tipis 118-114 dari Minnesota Timberwolves di laga pembuka musim 2025/2026, Billups ditempatkan pada cuti segera oleh liga, meninggalkan kekosongan di bangku tim. Respons cepat datang dari manajemen Blazers: Tiago Splitter, asisten pelatih yang baru bergabung musim panas ini, ditunjuk sebagai pelatih interim. Pria Brasil berusia 40 tahun itu akan memimpin tim di laga kedua musim ini melawan Golden State Warriors pada Jumat malam di Moda Center. “Kami sepenuhnya kooperatif dengan penyelidikan, dan Tiago akan tangani tugas kepala pelatih sementara,” tegas pernyataan resmi tim. Keputusan ini bukan sekadar tambal sulam; ia jadi ujian bagi tim muda Portland yang sedang rebuild, dengan rekor Billups selama empat musim penuh (117-212) meninggalkan pertanyaan besar soal arah ke depan. Bagi penggemar, ini momen transisi yang penuh harap—atau kekhawatiran—di awal musim yang baru. INFO CASINO
Latar Belakang Penangkapan Chauncey Billups: Blazers Akan Memilih Tiago Splitter Sebagai Pelatih Interim
Penangkapan Billups datang seperti petir di siang bolong, hanya jam-jam setelah peluit akhir laga pembuka di mana Portland sempat unggul sepanjang kuarter ketiga tapi ambruk di akhir. Tuduhan federal menjeratnya sebagai “Co-conspirator No. 8” dalam skema penipuan poker berisiko tinggi, di mana permainan kartu dirig dari belakang layar oleh figur kriminal dari pantai timur. Laporan pengadilan sebut Billups terlibat dalam laga spesifik pada Maret 2023, saat Blazers umumkan terlambat bahwa Damian Lillard dan starter lain absen, berujung kekalahan telak yang curiga. Billups, Hall of Famer sebagai pemain dengan tiga gelar juara dan Rookie of the Year 2000, dijadwalkan sidang pertama di pengadilan Portland sore itu. Liga langsung bertindak: cuti segera, mirip kasus pelatih lain yang tersandung isu serupa di masa lalu. Rekor kepelatihannya di Portland—satu musim playoff 2021 tapi tiga tahun tanpa postseason—sudah dipertanyakan, tapi skandal ini ubah segalanya. Manajemen tim batalkan sesi media Kamis, beri ruang investigasi, tapi tekanan musim sudah menanti. Bagi Blazers, yang finis 21-61 musim lalu, kehilangan pelatih utama di hari kedua musim jadi pukulan ganda: emosional dan taktis.
Profil dan Pengalaman Tiago Splitter: Blazers Akan Memilih Tiago Splitter Sebagai Pelatih Interim
Tiago Splitter bukan orang asing di lingkaran basket profesional, meski ini langkah besar pertamanya sebagai pelatih kepala di level NBA. Lahir di Porto Alegre, Brasil, pada 1991, ia bangun karir sebagai center tangguh: debut di Liga Brasil 2007, pindah ke Sevilla Spanyol di mana ia raih tiga gelar EuroLeague, lalu gabung San Antonio Spurs pada 2010. Di NBA, Splitter main tujuh musim, kontribusi kunci di gelar juara 2014 dengan rata-rata 7,4 poin dan 4,6 rebound per laga, sering jadi penjaga lapangan bagi Tim Duncan. Pensiun 2018, ia transisi cepat ke peran non-pemain: mulai sebagai scout profesional di Brooklyn Nets (2018-2023), di mana ia bantu identifikasi talenta Eropa dan Amerika Latin. Musim 2023/2024, ia jadi asisten pelatih Houston Rockets di bawah Ime Udoka, fokus retool offense tim muda. Tahun lalu, Splitter ambil tantangan Eropa sebagai pelatih kepala Paris Basketball di Pro A Prancis—ia bawa tim ke perempat final playoff dengan gaya permainan cepat, up-and-down yang puji Billups sendiri di media day Blazers bulan lalu. “Offense Tiago potent; mereka main sebelum pertahanan siap,” kata Billups waktu itu. Gabung Portland Juni 2025 sebagai asisten utama untuk overhaul serangan, Splitter langsung integrasikan dengan staf baru—empat dari enam asisten adalah pendatang baru. Pengalamannya di Nets dan Rockets beri ia pemahaman mendalam soal rebuild, cocok untuk skuad Blazers yang penuh pemuda seperti Scoot Henderson dan Shaedon Sharpe.
Alasan Pemilihan Splitter dan Opsi Lain
Manajemen Blazers pilih Splitter atas Nate Bjorkgren, asisten utama lain yang sempat jadi kandidat kuat, karena alasan praktis: Bjorkgren tolak tawaran interim, anggap lebih baik tetap di peran saat ini untuk stabilitas staf. Mantan pelatih kepala Indiana Pacers (2020/2021 dengan rekor 34-38), Bjorkgren sudah isi peran interim Billups musim lalu saat cuti pribadi. Tapi Splitter, dengan pengalaman kepala pelatih di Paris dan background internasional, dianggap bawa perspektif segar untuk tim yang butuh akselerasi offense—masalah kronis Portland yang rata-rata cetak 105 poin per laga musim lalu. Keputusan ini juga strategis: empat asisten baru musim ini, termasuk Splitter, beri peluang rotasi tanpa ganggu dinamika. James Posey dan Ronnie Burrell, satu-satunya veteran staf, dukung transisi. Liga dan tim kooperatif penuh, tapi durasi interim tak jelas—bisa berminggu hingga investigasi selesai. Bagi Portland, yang target playoff avoidance tapi pengembangan pemuda, Splitter jadi jembatan ideal: ia paham kultur rebuild dari Nets, di mana ia scout talenta seperti Cam Thomas.
Kesimpulan
Penunjukan Tiago Splitter sebagai pelatih interim Trail Blazers jadi respons bijak di tengah badai penangkapan Chauncey Billups, di mana tim harus cepat adaptasi tanpa kehilangan momentum awal musim. Dengan pengalaman juara NBA sebagai pemain dan pelatih Eropa yang sukses, Splitter punya alat untuk stabilkan skuad muda Portland—fokus offense cepat bisa jadi kunci bangkit dari kekalahan pembuka. Meski masa depan Billups gelap dan pencarian pelatih permanen mungkin menanti, langkah ini beri Blazers ruang bernapas: laga Jumat lawan Warriors jadi debut Splitter yang krusial. Bagi penggemar di Rose City, ini bukan akhir era, tapi babak baru—di mana ketangguhan Brasil bisa nyalakan api harapan di Moda Center. Musim 2025/2026 masih panjang, dan Portland siap hadapi apa pun dengan kepala dingin.